Selasa, 01 Maret 2011

Otak dan Cinta

Oleh : dr. Jofizal Jannis, Sp. S(K)

Banyak lagu, puisi dan novel ditulis tentang cinta dibandingkan dengan topik lain. Coba dengarkan lagu separuh jiwaku pergi. Nyanyian itu telah menghantam perasaan seseorang terhadap orang yang dia cintai. Lagu, puisi, cerita merupakan hamparan otak di dalam kata-kata dan dapat merupakan pisau mengiris iris perasaan seseorang. Seperti halnya emosi maka dikatakan cinta sangat rumit, kadang-kadang menyenangkan, menyakitkan. Di samping itu, sebenarnya perasaan cinta merupakan sekelompok sikap, pikiran dan ide. Ia tumbuh menjadi perilaku yang ingin menyenangkan, coba pikirkan seluruh kegiatan dengan kata-kata cinta yang selalu menjadi pembicaraan sehari hari kita, seperti ; saya pikir saya jatuh cinta, saya cinta sepakbola, dia adalah cinta pertama saya, ia patah hati karena kegagalan cinta, dll. Oleh karena itu, sukar untuk mendapatkan kata-kata yang cocok untuk memberikan definisi secara umum.
Tulisan ini mencoba mengungkap tentang bagaimana otak melakukan peran terhadap cinta romantis, sementara mengesampingkan bentuk-bentuk cinta lain. Mencintai seseorang berarti menyukai penampakan fisik, dan selanjutnya melakukan penilaian lain, seperti cara bicara, perhatian, karakter, tabiat dan lain-lain. Perubahan nilai telah mengubah orang dalam menginterpretasikan cinta, seks dan romantis yang dewasa ini telah secara gamblang diungkapkan tanpa malu.
Faktor biologis
Cinta merupakan proses yang kompleks melibatkan pikiran, perasaan, dan perilaku. Semua ini mempunyai dasar biologis dan psikologis yang bersumber dari otak. Dasar biologis cinta sangat rumit karena bukan sekedar seksual saja, seperti dikatakan oleh Sigmund Freud seorang psikoanalis. Cinta mulai sejak pubertas, faktor biologis sejak lahir berkembang secara runtut sampai menjadi matang. Bersamaan dengan input lingkungan dan fungsi belajar merupakan penentu masa depan mencintai seseorang.
Di dalam otak terdapat jaringan saraf yang saling berkomunikasi dan melepaskan neurotansmiter yang akan mempengaruhi fisik seseorang. Secara anatomis, otak khususnya sistem limbik (lihat News Letter 1) menjadi pusat cinta karena bagian tersebut mengontrol motivasi dan emosi. Daerah otak yang terlibat ini mengatur nyeri dan kesenangan yang merupakan sistem sangat kompleks. Dulu Paul Mc Lean (neurologist) memproklamirkanTriune theory otak, berdasarkan ide bagaimana otak berkembang secara evolusi. Teori ini mengatakan otak manusia terdiri dari 3 bagian dalam satu, adalah sistem reptilia atau kompleks R, limbik dan neokorteks. Menurut teori ini setiap lapis bertanggung jawab sesuai lapisannya dan melakukan interaksi antar lapisan.
Sistem R mengontrol fungsi dasar sepert haus, temperatur, dan respons takut. Sistem limbik mengontrol emosi, motivasi dan memori. Daerah kesenangan dan bebas dari nyeri mempunyai lokasi disini. Pada sistem ini terdapat daerah sebesar biji kenari yang disebut amigdala dan berperan penting untuk mengatur/mengontrol perasaan, terutama takut dan marah. Sistem limbik juga bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dihubungkan dengan makanan, terutama rasa membau. Selain itu juga mempunyai impak seksual dan emosi. Lapisan lain korteks serebral bertanggung jawab terhadap proses informasi dan berfikir. Korteks ini berfungsi untuk, bahasa, bicara, menulis, merencanakan dan memecahkan masalah. Bagian kanan mempunyai tugas kreatif, seperti memainkan instrumen dan melukis, sedangkan kiri berfungsi untuk melakukan perhitungan matematik, belajar bagaimanabicara bahasa, atau menyelesaikan Sudoku. Setelah itu Roger Sperry membagi otak, belahan kanan dan kiri, sertamenganjurkan untuk menyeimbangkan antar 2 belah otak ini, sehingga orang akan lebih sukses.
Suasana hati (mood), memori, emosi dan cinta
Cinta memang kompleks, oleh karena itu diperlukan pembahasan secara  psikologi dan biologi, bekerja bersama menentukan setiap aspek kehidupan manusia. Belajar, berfikir, emosi dan motivasi tidak disangsikan lagi mempunyai hubungan dengan cinta. Seluruh aktivitas ini diatur otak. Manusia sebagai kreator emosi, mempunyai perasaan beraneka warna, bahasa mengekspresikan perasaan ini. Jadi bila seseorang gagal menggunakan kata untuk berkomunikasi maka tubuh seringkali menyampaikan dalam bentuk perasaan, misalnya bila sedih akan mengangkat bahu atau bergerak lambat ke arah lain, dan akan mengepalkan tangan bila marah. Kadang kadang kita mudah membaca perasaan seseorang. Emosi mempunyai hubungan tertutup dengan motivasi. Hubungan antara  image/kesan dengan emosi positif sering tampak pada tampilan iklan yang menggambarkan tubuh seseorang dengan penampilan reklame yang akan dijual. Oleh karena itu, emosi melibatkan interaksi reaksi tubuh misalnya rasa takut, marah dengan menampakkan ekspresi fasial. Otak kita akan merespons, saraf otonom, hormon, neurotransmiter tergantung dari reaksi emosi yang bersangkutan. Tubuh akan menjawab dengan meningkatnya denyut jantung, keringat dingin, muka merah dan merasa sesak.
Peranan penting lain dalam proses cinta adalah terlibatnya endorfin yang  merupakan zat kimia, dihasilkan otak dan bekerja meningkatkan rasa senang serta mengurangi sakit sehingga muncul mood yang baik seperti halnya kerja obat2 opiat. Keadaan ini juga terjadi pada binatang, tetapi responsnya di korteks (kulit) otak berbeda. Seperti yang kita ketahui, korteks serebral merupakan dudukan proses berfikir yang mengontrol perasaan cinta
Neuroplastisitas dan cinta
Di otak terjadi proses reorganisasi neuronal masif bila jatuh cinta dan menjadi orang tua (parent), reorganisasi saraf tersebut merupakan kemampuan  untuk berubah, hilang, memanjang, keadaan ini disebut neuroplastisitas. Menurut Freeman (Prof Neurosains dari Berkeley) keadaan reorganisasi itu terjadi karena ada neuromodulator yang berfungsi meningkatkan dan mengurangi efektifitas  hubungan sinaptik dan membawa perubahan. Freeman percaya bila terjadi janji cinta, neuromodulator otak(oksitosin) dilepaskan, untuk membebaskan hubungan neuronal yang tercampur baur. Oksitosin kadang-kadang disebut juga neuromodulator yang dilepas bila make love dan orgasme pada laki dan perempuan. Sebenarnya pada wanita oksitosin juga dilepas selama melahirkan dan menyusui, zat ini menginduksi ketenangan, kehangatan mood, dan meningkatkan perasaan kelembutan. Selain itu ternyata oksitosin juga memicu kepercayaan,  misalnya bila seseorang menghirup oksitosin dan diteruskan dengan menyerahkan dan membuat pertanggungjawaban uang, maka orang ini lebih cenderung dapat dipercaya. Berbeda dengan ini dopamin dapat mengindusi rangsangan, dan memicu gairah seksual.
Continue Reading...

Rabu, 09 Februari 2011

Laporan Pertanggung JawabanTAK

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN


PROGRAM TERAPI KETRAMPILAN KELOMPOK

DI PANTI WREDA  UPT MOJOPAHIT MOJOKERTO



1.      LATAR BELAKANG
Pada simposium Geriatri 1978 di Jakarta telah diformulasikan tujuan gerontologi/geriatri Indonesia, yaitu mengadakan upaya dan tindakan-tindakan sehingga orang-orang usia lanjut selamanya tetap dalam keadaan sehat, baik fisik, mental dan sosial, sehingga masih berguna bagi masyarakat (Boedi-Darmojo, 1979) (Fulmer & Walker, 1992).
Untuk meningkatkan kesehatan sosial lanjut usia perlu disusun suatu program terpadu agar tercapai kemandirian penderita. Mahasiswa STIKES HANG TUAH SURABAYA akan memberikan suatu program terapi sosial/terapi kelompok yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita, dalam upaya meningkatkan interaksi sosial lansia sehingga dicapai kesehatan sosial yang optimal dan membantu lansia menikmati sisa hidupnya dengan bahagia.

2.      TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan kelompok lansia dapat bersosialisasi secara efektif.
Tujuan Khusus
a.       Setelah mengikuti kegiatan  lansia dapat menunjukkan/meningkatkan harga dirinya dengan menunjukkan kebolehannya (hobinya).
b.      Dapat mengurangi kebosanan
c.       Meningkatkan hubungan kekeluargaan antara penghuni panti dengan mahasiswa praktek STIKES Hang Tuah Surabaya.


3.      STRATEGI PELAKSANAAN
Perencanaan
Menentukan tempat dan sarana prasarana yang digunakan untuk terapi kelompok dengan koordinasi pengelola panti.
Pelaksanaan
a.       Sasaran
Kegiatan terapi fisik diikuti oleh semua lansia dari 6 asrama dengan kriteria lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik.
b.      Tempat
Kegiatan dilakukan di aula.
c.       Waktu
Hari Kamis, 13 Jabuari 2011 Jam 08.00 s/d selesai.
d.      Sarana
- Benang,
- Gunting.
- Manik - manik
- Foto
e.       Metode Pelaksanaan
Setting Tempat

                                   Observer /Mahasiswa       





                                                                                                           


                Ket :                        : Mahasiswa                                 

                                     
                                               : Observer/Mahasiswa

                                               : Lansia

                                               : Alat


Fase Orientasi
-   Mahasiswa memperkenalkan diri
-   Mahasiswa menjelaskan tujuan kegiatan
-   Menjelaskan dan memberikan contoh pembuatan tasbih.
Fase Kerja
Lansia melaksanakan kegiatan pembuatan tasbih sesuai tata cara yang dicontohkan
Fase Terminasi
Mahasiswa mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

4.      PELAKSANAAN KEGIATAN
Program TAK di mulai pada hari kamis tanggal 13 Januari 2011 pukul 09.00 WIB di aula panti werdha mojopahit Mojokerto. Jumlah lansia yang hadir 32 orang. Acara dimulai dengan pengarahan dari ketua TAK. Masing – masing fasilitator mendampingi para lansia untuk memulai membuat tasbih. Awalnya para lansia sedikit kesulitan dalam pembuatan tasbih. Tetapi lama – lama mereka sudah bisa sendiri dengan bimibingan faslitator.
Disela – sela kegiatan peserta diberi snack. Acara berlangsung selama 1 jam dan selesai pada pukul 10.00 WIB.

5.      EVALUASI
Evaluasi Struktur
1.    Mahasiswa kurang optimal dalam mempersiapkan acara sehingga acara dimulai tidak tepat waktu sesuai jadwal.
2.    Sarana dan prasarana sudah dipersiapkan dengan baik sehingga tidak ada hambatan dalam jalannya acara.
3.    Jumlah lansia yang mengikuti TAK tidak sesuai dengan target dikarenakan ada beberapa lansia sedang sakit dan tidak mampu mengikuti TAK.
Evaluasi Proses
Sebagian besar lansia mampu membuat tasbih tanpa bimbingan fasilitator, namun ada beberapa lansia yang harus dibimbing oleh fasilitator.
Evaluasi Hasil
Lansia mampu menyelesaikan pembuatan tasbih dengan baik.

6.      SUSUNAN PANITIA
(Terlampir)

7.      ANGGARAN DANA
(Terlampir)

8.      PENUTUP
Demikian laporan ini kami sampaikan, semoga laporan yang kami buat dapat diterima oleh pihak UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pihak mahasiwa gerbong 3 STIKES Hang Tuah Surabaya.
Continue Reading...

Minggu, 06 Februari 2011

Proposal TAK di Panti Werdha

RENCANA KEGIATAN
PROGRAM TERAPI KETRAMPILAN KELOMPOK
DI PANTI WREDA  UPT MOJOPAHIT MOJOKERTO

1. Latar Belakang
            Pada simposium Geriatri 1978 di Jakarta telah diformulasikan tujuan gerontologi/geriatri Indonesia, yaitu mengadakan upaya dan tindakan-tindakan sehingga orang-orang usia lanjut selamanya tetap dalam keadaan sehat, baik fisik, mental dan sosial, sehingga masih berguna bagi masyarakat (Boedi-Darmojo, 1979) (Fulmer & Walker, 1992).
TAK oleh Mahasiswa STIKES Hang Tuah SBY
Panti Werdha Mojopahit Mojokerto
            Untuk meningkatkan kesehatan sosial lanjut usia perlu disusun suatu program terpadu agar tercapai kemandirian penderita. Mahasiswa STIKES HANG TUAH SURABAYA akan memberikan suatu program terapi sosial/terapi kelompok yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita, dalam upaya meningkatkan interaksi sosial lansia sehingga dicapai kesehatan sosial yang optimal dan membantu lansia menikmati sisa hidupnya dengan bahagia.

2.Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan kelompok lansia dapat bersosialisasi secara efektif.
Tujuan Khusus
a.       Setelah mengikuti kegiatan  lansia dapat menunjukkan/meningkatkan harga dirinya dengan menunjukkan kebolehannya (hobinya).
b.      Dapat mengurangi kebosanan
c.       Meningkatkan hubungan kekeluargaan antara penghuni panti dengan mahasiswa praktek STIKES Hang Tuah Surabaya.

3. Strategi
Perencanaan
Menentukan tempat dan sarana prasarana yang digunakan untuk terapi kelompok dengan koordinasi pengelola panti.
Pelaksanaan
a.       Sasaran
Kegiatan terapi fisik diikuti oleh semua lansia dari 6 asrama dengan kriteria lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik.
b.      Tempat
Kegiatan dilakukan di aula.
c.       Waktu
Hari Kamis, 13 Jabuari 2011 Jam 08.00 s/d selesai.
d.      Sarana
- Benang,
- Gunting.
- Manik - manik
- Foto
e.       Metode Pelaksanaan
Setting Tempat

                                   Observer /Mahasiswa       





                                                                                                          


                        Ket :                        : Mahasiswa                                 

: Observer/Mahasiswa
                                                        : Lansia

                                                        : Alat
Fase Orientasi
-   Mahasiswa memperkenalkan diri
-   Mahasiswa menjelaskan tujuan kegiatan
-   Menjelaskan dan memberikan contoh pembuatan tasbih.
Fase Kerja
Lansia melaksanakan kegiatan pembuatan tasbih sesuai tata cara yang dicontohkan
Fase Terminasi
Mahasiswa mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan

4. Pengorganisasian :
Koordinator   : Dewi Fadhilatul
Fasilitator      : - Moch. Yogie F
                        - Erri Alrianto
                        - Fitri Dwi Kurnia
                        - Lisa Anggraini
                        - Intan Wahyu A
                        - Hilda Triawan
                        - Nindya Widyadari
                        - Qurotul A’yun
Observer       : -Artyani Putri Binta
                      - Ematri Irawati
Anggota        :
·        Fitriarianto PH
·        Dian Budiarsih
·        Erny Fauziyah
·        Wahyu Purwitasari
·        Irra Epinaka
·        Neti Purwati
·        Intan Nur
·        Setyo Dwi W
·        Ani Susanti
·        Fajar Santoso
·        Sugeng Pujianto
·        Muksin Dwi F

5. EVALUASI
Evaluasi Struktur
  1. Kesiapan mahasiswa dalam kesiapan kegiatan.
  2. Sarana dan Pra sarana yang digunakan.
  3. Jumlah lansia di wisma masing-masing yang bersedia untuk mengikuti kegiatan
Evaluasi Proses
Lansia mampu mengikuti pembuatan tirai sesuai tata cara yang diajarkan oleh mahasiswa
Evaluasi Hasil
Lansia mampu menyelesaikan pembuatan tirai dengan baik


Lampiran :

TUGAS DAN WEWENANG



1.      Tugas Koordinator
-         Memimpin acara; menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.
-         Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan peserta
-         Memberikan motivasi kepada peserta
-         Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan
-         Memberikan reinforcemen positif terhadap peserta

2.      Tugas Fasilitator
-         Ikut serta dalam kegiatan kelompok
-         Memberikan stimulus/motivasi pada peserta lain untuk berpartisipasi aktif
-         Memberikan reinforcemen terhadap keberhasilan peserta lainnya
-         Membantu melakukan evaluasi hasil

3.      Tugas Observer
-         Mengamati dan mencatat respon klien
-         Mencatat jalannya aktivitas terapi
-         Melakukan evaluasi hasil

4.      Tugas Peserta
-         Mengikuti seluruh kegiatan
-         Berperan aktif dalam kegiatan
-         Megikuti proses evaluasi


Peraturan Kegiatan

1.      Peserta diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hinggga akhir
2.      Peserta diharapkan menjawab setiap pertanyaan yang diberikan dalam kertas
3.      Peserta tidak boleh berbicara bila belum diberi kesempatan; perserta tidak boleh memotong pembicaraan orang lain
4.      Peserta dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan
5.      Peserta yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi :
-         Peringatan lisan
-         Dihukum : Menyanyi, Menari, atau Menggambar
-         Diharapkan berdiri dibelakang pemimpin selama lima menit
-         Dikeluarkan dari ruangan/kelompok
Continue Reading...

Jumat, 04 Februari 2011

Randomisasi...

huuu...
kesibukan melanda semua mahasiswa tingkat akhir...gag ad lg tu yang namanya kluyuran gag jelas...
setiap mw berangkat "Merefresh otak" yang ada malah JUDUL dan JUDUL di otak ini...
hha...agak lebay yaw...:p
tapi yaw itulah kenyataannya....
Judul udah "ditangan" hemmmm sedikit bernafas lega...hufttttt...
mulai memikirkan BAB 1...BAB 2...BAB 3...dan BAB 4...
wahhh selesai deh proposal...
DAN....OH MY GOSH!!! waktunya SIDANG...
cepet juga yaw lo cerita....
:))

SIDANG==>LULUS (Amiennn............)
berarti selanjutnya melakukan penelitian...(Hha serasa jadi profesor ;p)
DAN selesailah SKRIPSI...
hhe cepet yaw...
dan harus SIDANG lagi...

SIDANG SKRIPSI==>LULUS...
(amiieennnnnnnnnnnnnnnnnnnn ^.^)

yeeeahhhh.....WISUDA....
hha cepetnya yaw lo cerita gini...
semoga lo dijalani juga secepet ini dan lancar....
amiennnn lg....;p
Dan lulus menjadi sarjana keperawatan yang berguna bagi bangsa dan negara...(hha lebay lagi deh)
yang pasti membahagiakan orang tua dan orang2 disekitar kita...^-^

BWT TEMEN2 SEPERJUANGAN SEMANGAT YAW KAWAN....
CAIYO...CAIYO...CAIYO...

Continue Reading...
 

..^^QueenArtBlogs^^.. Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon