“Ha…. Udah jam 6.mama gimana sih gak bangunin aku! Hari ini hari pertama sekolah pembagian kelas lagi!”, Putri pagi-pagi udah ngomel kayak burung berkicau aja. “Loh kok mama yang dimarahin. Mama udah bangunin kamu dari tadi tapi kamu gak bangun-bangun. Tidur kok kayak kebo!”,giliran mamanya yang ceramah. Memang kalau pagi dirumahnya putri sudah kayak kapal pecah. Apalagi hari ini. Semuanya mulai beraktivitas soalnya habis liburan panjang. “Ini sapa lagi yang lagi mandi?”,sambil gedor-gedor pintu kamar mandi. “Adek, ayo dek udah telat nih!gak penting banget mandi lama-lama!”. Yang didalam gak ngerasa malah nyanyi-nyanyi gak karuan. Lalu Anang adek putri keluar dari kamar mandi dengan rasa tak bersalah. “Emang enak telat!”,ejek Anang. Putri gak menghiraukan. Dia langsung masuk ke kamar mandi.
“Ma, aku berangkat dulu ya!”,teriak putri dari luar. “Loh gak sarapan dulu tah”. “Gak ma udah telat”,sambil menstater sepeda kesayangannya. “Hati-hati, ya sayang!”.
Hari ini, hari penentuan hidup matinya kelas tiga. Soalnya kelas tigakan sudah ada programnya.Ipa, Ips dan bahasa. Maunya sih Putri masuk kelas Ipa, diakan cita-citanya mau jadi dokter.
Ternyata disekolahan sudah rame banget. Kayak ada tontonan aja. Putri dengan santainya berjalan menuju papan pengumuman. Dalam hatinya berdoa agar dia bisa masuk kelas Ipa. Tiba-tiba dari belakang ,”Putri………..”. untung Putri gak punya penyakit jantungan. Ternyata Raka, sahabatnya yang baek banget dan sudah lama juga putri memendam rasa yang istimewa padanya. “Aduh…..Raka! ngagetin aja.ada apa sih?kok tumben-tumbennya datang pagi-pagi?”, sambil ngelus dadanya karena masih syok. “He…he…he….ya maaf!eh tau gak kita satu kelas lagi loh masuk kelas Ipa. Ipa 1 lagi.wah….senengnya”, kata Raka kayak orang habis menang undian. Yang diajak ngomong masih diam membisu. Tapi dalam hatinya juga senang. Dia masih bisa melihat sahabatnya sekaligus gebetannya setiap hari. “Ehm…..mana senengnya bosen liat kamu terus tiap hari”, sambil berkacak pinggang. “Alah…….bukannya kamu seneng sekelas lagi ma temenmu yang ganteng ini.ayo ngaku aja deh!”. “Yeh…sapa yang seneng”,tanpa disadari ternyata pipinya memerah.
Setelah masuk kekelas yang baru, Raka ma Putri memilih tempat duduk yang strategis soalnya kelas 3. Mereka mau serius belajar. “Disini aja ya .kan enak strategis bisa liat depan dengan jelas.Ocre prend!”. Dan itu setujui Raka. “Ka, kita kenalan dulu yuk ma temen yang laen”, sambil menarik tangan Raka. Dan yang ditarik tangannya malah diam aja. Teman barunya yang notabene dari kelas-kelas lain ternyata baik-baik. Andra yang duduk dibelakang tempat duduk Putri berasal dari kelas 2.8. Anaknya lucu dan garing banget. Sedangkan teman sebangkunya Bayu anak kelas 2.9. “Hai…met kenal ya!semoga kita bisa jadi teman yang baik”, berjabat tangan dengan keduanya.
Jam sudah menunjukan pukul 12. Waktunya pulang sekolah. Ternyata kalo hari kita lalui dengan gembira pasti cepat berlalunya. “Raka, aku pulang sama kamu ya! Raka baik deh”. “Ehmm…….kalo ada maunya aja ngerayu.tapi sori banget aku udah ada janji ma Tiara jadi kamu pulang sendiri aja ya manisq!”, yang diberi jawaban kecewa berat. Putri tau kalo sedari masa-masa orientasi dulu Raka udah jatuh cinta pada pandangan pertama sama Tiara, cewek cantik banyak fansnya dan sekarang menghuni kelas XII Ipa 4. Yang Putri tau, Tiara tuh cewek yang seneng gonta-ganti pacar alias buaya darat tapi versi cewek. Tapi meski begitu Raka masih saja suka ma Tiara. Putri sih seneng aja, tapi dalam hatinya kecewa. Kenapa Raka gak sadar-sadar juga kalo yang cinta mati adalah sahabat sejatinya. Putri senang asalkan orang yang dicintainya senang juga.
“Hai cewek! Jadi gak kita jalan-jalan?”, kata Raka. “ya jadilah. Aku juga sekalian mau ngomong penting ma kamu”, jawab Tiara manis. “Kalo gitu ayo naik motorq aja.emangnya kita mau kemana?aku punya usul gimana kalo kita ke kafe pelangi aja”. “Terserah kamu aja deh.yang penting gak terlalu rame”, sambil naik motor Raka.
“Raka…”, sambil pegang-pegang tangan Raka. “ehm…..aq boleh nanya gak?”. “Nanya apa sih?kayaknya serius banget”, hatinya dag dig dug gak karuan. “ehm….kamu mau gak jadi pacar aku?”, pandangan mata Tiara lurus kedepan. Yang ditanyai malah bengong. “Tiara, aku gak mimpikan?coba cubit tangan aku”. “Aduh!”, Mengelus-elus tangannya sambil senyam senyum. “Kok malah bengong?cepet jawabnya”, merengek manja. “Ya jelas maulah, Ti!”, Raka menyambut genggaman tangan Tiara yang dari tadi gak dilepas-lepas. “Bener nih? Aduh senengnya”, genggamanya makin erat. “ya udah sekarang makan ya.aku udah lapar nih, sayang!”. “Ok deh, cayangq”, sambil memanggil pelayan. Raka seneng banget. Dia gak ngira kalo Tiara yang nembak duluan. “Putri harus dikasih tau nih”, dalam hati Raka.
*****
“Pagi tante! Putrinya udah berangkat belum?”, kata Raka sopan. “Oh…nak Raka.masuk dulu.Putrinya lagi sarapan tuh, ikut sarapan dulu yuk, sama-sama!”, mama Putri menawarkan sarapan pada Raka. Raka masuk dan duduk disofa ruang tamu Putri, “makasih, tan. Tadi udah sarapan dirumah”. “Ya udah klo gitu. Tante panggilin Putrinya dulu ya”, mama Putri masuk kedalam sambil memanggil Putri.
“Tumben pagi-pagi udah inget ma aku”, sambil membenahi ikatan rambunya. Dengan santainya Raka menjawab, “Ya iyalah aku kan sahabatmu yang baik hati dan tidak sombong.aku mau ngasih berita gembira buat kamu, nih”. “Ada pa seh? Kayak serius banget”. Mereka berdua berjalan keluar rumah mau berangkat sekolah. “Tapi nanti aja deh.biar kamu penasaran.he…he…”, Raka mulai menstater motor kesayangannya. “uhhh…dasar.sukanya bikin orang penasaran aja”. Putri pamitan sama mamanya didalam dan mereka berangkat.
Sesampainya disekolah Raka belum juga ngasih tau beritanya. Memang anak itu suka banget bikin orang penasaran aja. Dalam hati Putri berpikir apa jangan-jangan dia mau ditembak ma Raka. Sempat GR sedikit kan gak papa. Putri senyum senyum sendiri yang tanpa disadari Raka melihanya dari tadi.
“Ada pa, Put? Kok senyum-senyum sendiri.kayak orang gila aja”. Putri kaget banget, “ihhh dasar pengganggu orang lagi ngayal aja”. “emang penting ya ngayal.tuh diliatin ma gurunya loh”. “Yeh.biarin aja”, sambil acting bolak balik buku biar gak mencurigakan.
Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar tak terkecuali Raka. Tapi gak biasa-biasanya Raka pergi keluar tanpa ditemani Putri. Raka berlari sambil berteriak pada Putri, “Put, tak tunggu dikantin ya.cepet loh gak pake lama”. Belum sempet ngomong, batang hidung Raka yudah gak keliatan. Aneh. Ada apa dengan Raka?. Tumben-tumbennya pagi-pagi udah jemput dia. Wajahnya sumringah terus. Ada apa ya? Otak Putri terus berpikir. Dia berjalan menuju kekantin sendirian.
Putri celingak-celinguk sendiri di kantin mencari Raka. Pandangan matanya tertuju pada sosok cewek yang manis dan tidak disangka-sangka disampingnya adalah cowok yang dicari-carinya. “Ngapain Raka disitu? Sambil pegang-pegang tangan Tiara lagi. Jangan-jangan dia mau kasih tau kalo dia udah jadian ma Tiara?”, pikiran Putri dipenuhi tanda tanya.
“Hei….Put!ngapain bengong disitu? Sini loh gabung sama kami”, ujar Raka ramah. “Oh eh…iiya”, jawab Putri gugup. “Mau ngomong pa sih, Ka? Penting ya!”, tanya Putri penasaran. “Ya penting banget”, jawab Raka. “Bentar dulu deh. Pesan minuman dulu ya. Biar kamu tambah penasaran he..he…he….”, goda Raka. “Uhhhh dasar cowok aneh”, sambil melotot kearah Raka.
Setelah memesan minuman Raka mulai cerita. “Gini Putriku yang baik hati. Aku mau ngasih tau kalo kita aku ma Tiara udah jadian”, kata Raka. “Iya Put! Kami udah resmi pacaran”, kata Tiara yang sedari tadi hanya diam aja. Yang diajak ngomong malah bengong aja. Hati Putri seperti tercabik-cabik berkeping-keping. Hancur rasa semua di dada. Cowok yang selama ini menjadi sahabatnya lebih memilih cewek lain daripada dia. Sungguh kecewa berat. Dia tak tau harus ngomong apa lagi. Dia hanya diam seribu bahasa. “Eh..Put! kok malah bengong lagi. Entar kesambet setan loh ya”, janda Raka sambil tertawa. Tiara juga ikut tertawa. “Oh…kalo gitu aku turut berbahagia selamat ya”, kata Putri dengan muka senduh. “Klo dah selesai aku mau kekelas dulu ya?”, sambil beranjak dari tempat duduk.
Putri berlari ke kelas sambil menangis. Raka tak menyadari sedikit pun bahwa dia sedang patah hati karenanya. Sesampainya dikelas dia merenung sambil menulis sebuah puisi curahan hatinya.
Andai ku tahu
Aku bukan pilihan hatimu
Ku akan pergi sejauh mungkin
Tuk tinggalkanmu
Dulu aku sempat berpikir
Kau hanya tercipta untukku
Tapi kini semuanya tlah berakhir
Tak akan ada cerita seperti yang dulu
Jika itu memang terbaik untuk dirimu
Aku akan rela melepaskanmu
Dan demi waktu
Ini tak kan terulang lagi
Karena kau punya cinta yang lain
Ku berdoa agar kau tetap
Ditempat terindah dalam hatiku
Dengar selalu suara hatimu
Agar kau tahu aku tetapdihatimu selalu
Dia sadar, dia hanya sekedar sebagai sahabatnya saja. Tak mungkin lebih. Meski begitu dia berdoa semoga Raka senang dan bahagia selalu. Dia tetap bahagia asal orang yang dicintainya juga merasa senang. Apapun dilakukannya demi pengorbanan cinta
Sejak saat itu waktu Raka hanya untuk Tiara seorang. Setiap hari pulang pergi sama Tiara. Tak ada lagi waktu untuk Putri. Sedih rasanya. Tapi mau gimana lagi. Semuanya tlah berakhir. Dia juga berharap agar suatu hari nanti Raka sadar bahwa yang selama ini yang mencintainya adalh sahabat yang selalu perhatian sama dia.
“Tumben kamu gak ke kantin sama Raka. Biasanya kalian gak pernah terpisahkan kayak pinang dibelah dua he…he…he…”, goda Andra. Bayu gak kalah sama teman sebangkunya. Dia juga ikut-ikut angkat bicara, “Iya nih!ayo ngaku deh ma kita kamu berantem ya ma Raka”. “yeh…..sok tau lo! Mau tau ja urusan orang lain”, bela Putri. “Bukan gitu. Kita kan Cuma mau Bantu kamu”, kata Andra yang di iyakan sama Bayu. “Gak kok. Kita lagi gak bertengkar Cuma kita sama-sama saling sibuk, gitu”, jawab Putri memelas. “Oh..gitu ya udah.sori ya klo kita ganggu. Kita ke kantin dulu ya. Kamu mau titip gak?”, hibur dua sahabat tak terpisahkan. “Makasih deh”, jawab singkat Putri.
Putri jadi sedih lagi. Dia sudah coba untuk melupakan Raka. Tapi nama Raka terus ada di hatinya. Dia tidak tahu lagi harus bagaimana. Semuanya telah membuat pikiran Putri buntuh.
*****
Sudah 2 minggu tepat saat Raka menyatakan dia jadian sama Tiara. Sudah 2 minggu pula Putri tidak berbicara sama Raka. Akhirnya Raka menyadarinya juga. Dan siang ini dia mau ke rumah Putri untuk meminta maaf.
“Putri…….”, panggil Raka dari luar. Pintu besar dibuka dan seorang wanita keluar yang ternyata mamanya Putri. “Putrinya ada tante?”, tanya Raka sopan. “Masuk dulu, Ka! Putrinya ada kok. Sebentar ya tante panggilin dulu”, ujar Mama Putri lembut.
“eh…kamu, Ka! Ada apa kok tumben siang-siang ke rumah. Gak jalan sama Tiara”, sapa Putri agak jutek.
“ah…..kamu bisa aja. Gak boleh tah main ke rumah?”,tanya Raka. “ya gak papa sih. Tapi gak dimarahin sama Tiara”, jutek lagi.
“Kamu kenapa sih? Sekarang berubah. Menghindar dari aku. Apa aku salah ya ma kamu?”, tanya Raka melas. “Kalo gitu aku minta maaf ya, kamu mau gak maafin aku? Kamukan sahabatku yang paling ngertiin aku”, kata Raka manja. “Sapa yang marah ma kamu?kamu gak pernah berbuat salah kok ma aku, jadi gak ada yang mesti disalahin”, kata Putri bohong. “Tapi kenapa kamu ngehindar?”. “Aku cuma gak mau ganggu kesenangan kamu”, Putri bohong lagi. “Oh…gitu! Kamu senang gak sama hubunganku sama Tiara?”, Tanya Raka. Putri gak tahu harus ngomong apa lagi. Tanpa dia sadari air mata menetes diwajahnya. Tiba-tiba tangan Raka menyentuh wajah Putri. “Aku bahagia asal orang yang aku cintai turut bahagia”, ujar Putri jujur. “Aku iklas, Ka”, kata Putri melas.
Akhirnya Putri ikhlas dan rela orang yang dicintainya bersama orang lain. Dia merasa bahagia setelah mengaku semuanya pada Raka. Semoga aja dia dan Raka menjadi sahabat untuk selamanya. Putri tersenyum bahagia.
ARTYANI PUTRI BINTA
5 komentar:
walah.. ceritane duaowoooo
hhe...
gmn????
bgus gag???
woowoowowow...
aku ga biasa baca cerita ginian.
tapi ya.. lumayan lah...
kykna ini aku ada cerita yg seru....
pgn baca???
http://bebztha.blogspot.com/2009/04/kisah-cinta-100-hari.html
nah.. tuh coba dibaca,,,
okey2...
nnti tak bcax.......
Posting Komentar
komentarnya yang baik2 yaw...^.^